INTERNALISASI SOSIAL
Assalamualaikum
w.w.
Pengertian internalisasi, dalam bahasa inggris
“internalization” adalah proses pembejalaran panjang yang dilakukan sejak
seorang individu dilahirkan sampai ia hampir meninggal. Dalam proses ini,
seseorang akan kontinu (berkesinambungan) melakukan belajar dalam untuk
mengembangkan kepribadiannya.
Definisi mengenai
internalisasi, menurut pandangan para ahli. Antara lain adalah sebagai berikut;
- Sujatmiko (2014)
Pengertian
internalisasi adalah pembelajaran selama hidup di dunia, yang dilakukan oleh
seseorang kepada masyarakat atau kelompok-kelompok sosial. Pembelajaran ini
sendiri berupa penyerapan aturan dalam masyarakat, nilai, dan norma.
- Kartono (2011)
Definisi
internalisasi adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang melalui prakter
dengan kesadaran. Tanpa adanya paksaan, definisi ini berarti bahwa
internalisasi dilakukan secara sadar yang akan membentuk adat atau kebiasaan
dalam diri seseorang.
- Pupita Sari (2014)
Internalisasi
adalah penanaman prilaku, sikap, dan
nilai seseorang yang di dapatkannya dalam proses pembinaan, belajar, dan bimbingan. Harapannya agar apa
yang di dapatkan dan dilakukannya sesuai dengan keinginan dan harapan dalam
kehidupan bermasyarakat.
Dari
pengertian internalisasi menurut para ahli di atas, dapat dikatakan bahwa
internalisasi adalah proses yang dilakukan berkali-kali di dalam meniru
tindakannya seseorang. Hingga akhirnya keadaan ini menjadi suatu pola yang
mantap dan norma yang mengatur tindakannya dibudayakan. Maka dari itulah
internalisasi sebagai bagian daripada faktor pendorong perubahan sosial.
Konsep
penting dalam melakukan analisa mengenai dinamika kelompok sosial serta beragam
perubahan masyarakat dan kebudayaan, takan bisa lepas sedikitpun dengan istilah
internalisasi. Internalisasi selalu muncul bahkan ada dalam seiap bahasan ilmu
sosial, seperti internalisasi sosial, internalisasi pendidikan, internalisasi
budaya, dan internalisasi dalam bentuk lainnya.
Contoh Internalisasi dalam Masyarakat
Contoh
internalisasi yang seringkali terjadi dalam masyarakat, khususnya di dalam
keluarga, segala bentuk kepribadian yang kita lakukan pada kehidupan
sehari-hari sangatlah mengadopasi oleh bagaimana orangtua kita memberikan
pendidikan dan bimbingannya sewaktu kita di masa kanak-kanak, sebagaimana
banyak pepatah mengetakan, bahwa “Buah jatuh tidak juh dari pohonnya”.
Jika
orangtua mendidikan dengan cara baik tentusanya pada saat ini kita dapat
mengiternalisasikan apa yang kita dapatkan. Dan sebaliknya, jika orangtua kita
sering berseteru dan emosi dalam memberikan didikan maka prilaku kita tidak
jauh dari kepribadian seperti itu, meskipun ada pengerauh lingkungan di
dalamnya.
Proses
internalisasi pada dasarnya tidak hanya didapatkan dari keluarga, melainkan
juga didapat dari lingkungan kita. Lingkungan yang dimaksud tersebut adalah
lingkungan sosial. Secara tidak sadar kita telah dipengaruhi oleh berbagai
tokoh masyarakat, seperti kyai, usztad, guru, dan lain-lain. Dari situlah kita
dapat memetik beberapa hal yang kita dapatkan dari mereka yang kemudian kita
menjadikannya sebagai sebuah kepribadian dan kebudayaan kita.
Internalisasi
merupakan suatu proses penanaman nilai
tentang budaya. Dalam penanaman dan penumbuhkembangan nilai tersebut dilakukan
melalui berbagai didaktik-metodik pendidikan dan pengajaran, seperti
pendidikan, pengarahan indoktrinasi, brain-washing, dan lain sebagainya.
Persoalan
yang muncul di masyarakat kita, seperti korupsi, kekerasan, kejahatan seksual,
perusakan, perkelahian massa, kehidupan ekonomi yang konsumtif, kehidupn
politik yang tidak produktif, dan sebagainya menjadi konsumsi keseharian di
media massa. Seolah, tidak ada hari tanpa berita korupsi, kekerasan dan
pola-pola licik para licikwan. Hal seperti ini dipicu akibat sebuah proses
internalisasi yang salah bagi seseorang, yang membudayakan hal-hal yang buruk
semacam ini.
Pendidikan
dianggap sebagai alternatif yang bersifat preventif karena pendidikan membangun
generasi baru bangsa yang lebih baik. Sebagai alternatif yang bersifat preventif,
pendidikan diharapkan dapat mengembangkan kualitas generasi muda bangsa dalam
berbagai aspek yang dapat memperkecil dan mengurangi penyebab berbagai masalah
budaya dan karakter bangsa. Memang diakui bahwa hasil dari pendidikan akan
terlihat dampaknya dalam waktu yang tidak segera, tetapi memiliki daya tahan
dan dampak yang kuat di masyarakat.
Melalui
proses sosialisasi, seseorang akan terwarnai cara berpikir dan
kebiasaan-kebiasaan hidupnya. Dengan demikian, tingkah laku seseorang akan
dapat diramalkan. Dengan proses sosialisasi, seseorang menajdi tahu bagaimana
ia mesti bertingkah laku di tengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya.
Dari keadaan tidak atau belum tersosialisasi, menjadi manusia masyarakat dan
beradab. Kedirian dan kepribadian melalui proses sosialisasi dapat terbentuk.
Dalam hal ini sosialisasi diartikan sebagai proses yang membantu individu
melalui belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup dan bagaimana cara
berpikir kelompoknya agar dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya.
Sosialisasi merupakan salah satu proses belajar kebudayaan dari anggota
masyarakat dan hubungannya dengan sistem sosial.
Proses
sosialisasi banyak ditentukan oleh susunan kebudayaan dan lingkungan sosial
yang bersangkutan. Berbeda dengan inkulturasi yang mementingkan nilai-nilai dan
norma-norma kebudayaan dalam jiwa individu, sosialisasi dititik beratkan pada
soal individu dalam kelompok melalui pendidikan dan perkembangannya. Oleh
karena itu proses sosialisasi melahirkan kedirian dan kepribadian seseorang.
Kedirian (self) sebagai suatu produk sosialisasi, merupakan kesadaran terhadap
diri sendiri dan memandang adanya pribadi orang lain di luar dirinya.
Wassalamualaikum
w.w.
Sumber:
Indriani,Firda.”materi antropologo kelas X :internalisasi budaya dalam
pembentukan kepribadian dan karakter”.11
Opini : Menurut pendapat saya proses internalisasi
sosial sangat penting bagi seseorang individu untuk mengembangkan
kepribadiannya. Melalui proses
sosialisasi, seseorang akan terwarnai cara berpikir dan kebiasaan-kebiasaan
hidupnya. Dengan demikian, tingkah laku seseorang akan dapat diramalkan. Dengan
proses sosialisasi, seseorang menajadi tahu bagaimana ia mesti bertingkah laku
di tengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya. Tetapi dapat dilihat bahwa
dalam kehidupan nyata proses ini tidak selalu memberikan dampak positif dalam
kehidupan sehari-hari di masyarakat umum. Oleh sebab itu pondasi nilai dan norma
yang kuat agar dapat mengambil hikmah dari suatu proses sosialisai dan dapat
memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Biasanya dalam hal ini keluarga
akan berperan besar untuk membangun kepribadian yang baik dan berahklakul
karimah keanak-anaknya.